Waspada! Aktivitas Tinggi, Ternyata Kasus Kematian Covid-19 Menyerang Usia Produktif

DNews.id | JAKARTA – Data Kementerian Kesehatan menyebut adanya tren peningkatan kematian pada masyarakat kelompok usia produktif. Tentunya, hal ini tidak terlepas dari adanya peningkatan kasus dari kelompok umur tersebut.

Proporsi kasus kematian akibat virus corona pada usia produktif mencapai 52,2% hingga Rabu (4/8) 2021. Rinciannya, sebanyak 2,8% berusia 19-30 tahun, 12,7% berusia 31-45 tahun, dan 36,7% berusia 46-59 tahun.

Bacaan Lainnya

Persentase itu melampaui angka lansia, yakni 46,7%, yang memiliki risiko kematian terbesar jika terinfeksi Covid-19. Sementara itu, proporsi kasus kematian pada anak tercatat sebesar 0,5%, masing-masing untuk kelompok usia 0-5 tahun dan 6-18 tahun.

“Adanya tren kematian dari kelompok usia produktif tersebut tidak terlepas dari adanya peningkatan kasus dari kelompok umur tersebut,” ujar Wiku menjawab pertanyaan media dalam agenda Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (5/8) yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia.

Jika merujuk Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO),  varian delta yang sudah ditemukan di hampir 132 negra di dunia telah menyebabkan kenaikan kasus sebesar 80%  selama 4 minggu terakhir.

Karena itu, bagi yang terpapar, harus mendapatkan perawatan intensif agar tidak berujung pada kematian.

“Secara fakta, kematian pasien dapat meningkat peluangnya jika telambat ditangani atau dirujuk. Serta memiliki riwayat komorbid,” pungkas Wiku.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebutkan angka kematian usia produktif lebih tinggi saat ini, karena pertama, varian delta memang sangat cepat dan efektif menular dimana aktivitas dan mobilitas usia produktif itu tinggi.

“Yang kedua, mereka cenderung mengabaikan aspek protokol kesehatan 5M,” kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (5/8).

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengungkap, kenaikan angka kematian tertinggi bukan disumbangkan dari pasien lanjut usia, melainkan mereka yang berumur 46-59 tahun.

“Justru terjadi bukan di usia di atas 60 tahun, tapi terjadinya justru pada kelompok usia 46-59 yang awalnya 2.500 naik jadi 13.000. Jadi sekitar 5 kali lipat kita lihat (kenaikan) angka kematiannya,” kata Dewi dalam diskusi daring, Rabu (4/8).

Dengan adanya kecenderungan ini, nampak bahwa angka kematian pasien Covid-19 mulai banyak ditemukan pada usia yang lebih muda atau di bawah 60 tahun.

“Jadi tetap harus hati-hati sekali siapa pun juga masyarakat Indonesia pada kelompok umur ini di bulan Juli kemarin terjadi peningkatan kematian yang sangat signifikan,” ucap dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *